JOHOR BAHRU, MALAYSIA – Suasana di markas Johor Darul Ta’zim (JDT) diselimuti kekecewaan setelah tiga pemain andalan mereka – Joao Figueiredo, Hector Hevel, dan Jon Irazabal – resmi dijatuhi sanksi oleh FIFA. Ketiganya dilarang bermain selama 12 bulan setelah dinyatakan bersalah atas dugaan pemalsuan dokumen kewarganegaraan dalam proses naturalisasi mereka.
Pelatih JDT, Xisco Munoz, mengungkapkan kesedihan mendalamnya atas absennya tiga pemain yang dianggapnya vital bagi skema tim.
“Kita lihat apa yang akan terjadi. Buat masa sekarang, kami perlu profesional dan menepikan emosi untuk memberi fokus tentang perkara yang dihadapi. [Namun], saya merindukan kehadiran mereka di tim setiap hari,” ujar Munoz, dikutip dari Stadium Astro.
Pernyataan Munoz menyoroti betapa pentingnya peran ketiga pemain tersebut, yang selama ini menjadi tulang punggung The Southern Tigers, baik di kompetisi domestik Liga Malaysia maupun di kancah elit Asia, AFC Champions League Elite. Hukuman ini secara efektif menghilangkan status ‘pemain lokal’ mereka dan menjadi pukulan telak bagi kekuatan skuad JDT.
Pukulan Taktis dan Kerugian Finansial bagi JDT
Dampak dari sanksi ini terasa signifikan, tidak hanya secara moral tetapi juga secara taktis dan finansial:
- Gangguan Performa di Asia: Absennya trio tersebut telah menggoyahkan keseimbangan tim. Di fase grup AFC Champions League Elite, JDT hanya mampu mencatatkan satu kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan dari tiga laga yang dimainkan. Prestasi ini jauh dari ekspektasi klub yang ambisius tersebut.
- Kerugian Finansial: Jika hukuman 12 bulan larangan bermain ini bersifat permanen, JDT harus menanggung kerugian finansial besar. Klub tetap terikat kontrak dengan para pemain yang tidak dapat diturunkan, kehilangan kekuatan utama di lapangan, dan mungkin harus segera mencari pengganti berstatus pemain asing, yang tentunya membutuhkan investasi tambahan.
- Dampak Reputasi: Kasus ini turut merusak reputasi sepak bola Malaysia di tingkat Asia, menimbulkan pertanyaan tentang integritas proses naturalisasi di negara tersebut.
Reaksi Pemilik Klub dan Sanksi Kolektif
Pemilik JDT, Tunku Ismail Sultan Ibrahim (TMJ), sebelumnya telah mengakui bahwa sanksi dari FIFA sulit dihindari. Meskipun berharap hukuman bisa lebih ringan, keputusan FIFA tampaknya tidak berpihak pada klub dan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Kasus pemalsuan dokumen ini tidak hanya menimpa JDT. Total tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia lainnya juga dijatuhi hukuman serupa, termasuk Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Imanol Machuca, dan Gabriel Palmero.
Menanti Keputusan Final dan Implikasi Jangka Panjang
Meskipun FIFA dijadwalkan mengumumkan putusan final terhadap Malaysia dan para pemain yang terlibat pada Kamis (30/10/2025), hingga saat ini, sanksi larangan bermain 12 bulan masih menjadi ketetapan yang berlaku.
Kondisi ini menempatkan JDT dan FAM dalam posisi yang sangat sulit. Jika banding tidak berhasil, Federasi dan klub harus melakukan perombakan besar-besaran, mengevaluasi ulang seluruh program naturalisasi, dan menjamin bahwa proses verifikasi keturunan dilakukan dengan standar tertinggi untuk mencegah terulangnya skandal yang merugikan ini di masa depan. Fokus kini adalah bagaimana JDT dapat profesional dalam menghadapi sisa musim tanpa tiga pilarnya yang dihukum.
